Popular Posts

Monday, November 8, 2010

Obama Datang: Tamu atau Tuan Rumah, sich?

Pagi ini saya membaca email di milis alumni FISIP UI. Isinya: curahan hati seorang alumni UI yang kebetulan karyawan UI, di Depok. Berikut kutipan lengkapnya:

Akhirnya  Balairung dipilih menjadi tempat Presiden Barack Hussein Obama untuk berpidato di hadapan para mahasiswa dan undangan yang diperkirakan dipenuhi 5000 orang. Undangan sudah disebar, ada duaribu mahasiswa UI yang diundang. Kewenangan siapa saja yang diundang dan boleh hadir ada di tangan pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat. Kantor Humas UI saja tidak diundang dan tidak dilibatkan.

Gedung Balairung ditata sedemikian rupa sehingga aman untuk berpidato. Ada jarak antara panggung tempat pidato dengan undangan di bawah panggung. Kira-kira kalau orang melemparkan sepatu atau batu dari tempat duduk di bawah panggung tidak sampai kepada orang yang berpidato di panggung. Ini mengingatkan kepada peristiwa Presiden George W Bush sewaktu berpidato di salah satu negera, dilempari sepatu oleh seorang undangan. Batu atau kerikil bisa saja dibawa oleh undangan (mahasiswa) yang bisa disimpan di bawah sepatu atau disaku baju, meniru gerakan intifadha di Palestina yang melawan tentara Israel yang bersenjata lengkap dengan lemparan batu. Tetapi tadi pagi melihat ada spanduk ajakan kepada para mahasiswa UI dari yang mengatasnamakan BEM UI untuk mengenakan jaket almamater dan ditunggu di jalan, untuk “menguningkan” Jakarta jilid II pada tanggal 10 November.

Sudah ada empat panser, mobil pemadam kebakaran dan ambulance pemda Depok dan tampak pasukan paspamres melakukan pemeriksaan sekeliling gedung Balairung. Di sisi kanan balairung ada enam  jenset  berkapasitas 200 – 400 KVA tersedia untuk mensuplai kebutuhan energi di Balairung.

Aktivitas di berbagai fakultas masih ada kegiatan belajar. Bank-bank di dalam kampus masih aktif melayani nasabah. Sementara di Pusat adminstrasi Universitas, ada surat edaran dari Direktorat SDM, yang ditafsirkan oleh kebanyakan pegawai hari senin hingga hari rabu, boleh datang (terlambat) dan boleh tidak, tidak mengurangi absensi bulanan. Siang menjelang jam 13.00 WIB para pegawai sudah ada yang meninggalkan kantor. Esok hari entahlah, apakah masih dibolehkan orang lewat ke balairung.

Komentar saya: dengan sangat teramat gregetan,  geram, benci, gemas dan sebutlah seluruh kosa kata tidak suka lainnya, saya harus bilang: KETERLALUAN!
Apakah layak, demi menyambut "tamu" (sengaja saya beri tanda petik karena sebenarnya tidak jelas, siapa sih sebenarnya "tamu" dan "tuan rumah" nya?), tuan rumah - UI -  rela menjatuhkan harga dirinya sendiri sedemikian rendah? Alih-alih pihak Humas UI yang menjadi manajer perhelatan kunjungan seremonial-Politis Obama, sang mantan Anak Menteng itu, bahkan Humas UI sendiri TIDAK DILIBATKAN BAHKAN TIDAK DIUNDANG. Masya Allah.......
Lebih celakanya lagi, orang-orang UI (siapapun mereka, alumni, karyawan, dosen) terkesan 'nrimo tanpa reserves perlakuan pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat itu. Luar biasa memalukan. Kita, sehebat apapun klaim para pemimpin kita di masa lalu yang menyebutkan dengan gagah kita adalah bangsa yang besar, patut berkaca berhari-hari lamanya, untuk kemudian mengaku dengan segenap kepasrahan, bahwa rupanya, penyakit rendah-diri, inferiority complex kita terhadap kekuatan asing (baca: negara-negara Barat) masih tertancap amat dalam, kukuh, teramat kuat dan bersimaharajalela dalam diri kita.
Ya Tuhan, ampuni bangsa ini.......

1 comment:

  1. obama datang memang seperti tamu spesial!!!karena memang Obama membawa bendera yang sangat penting bagi orang yang duduk di kursi nomor 1 Indonesia!!jadi seolah "BOS GW DATENG NIH!". Coba di bandingkan presiden negara lain!Mic saja sampai mati ketika menyampaikan pidato!!

    ReplyDelete